Tidaklah cukup bagi seorang Kristen mangaku Yesus adalah Tuhan. Ia harus menjadikan Yesus sebagai Tuhan bagi dirinya. Konsekuensinya adalah dirinya menjadi hamba/budak/pelayan bagi Tuhannya. Tidaklah pantas bagi seorang pelayan memanfaatkan Tuhannya untuk memperoleh kesembuhan, memperoleh kenyamanan, memperoleh harta kekayaan, memperoleh kelimpahan, memperoleh pangkat gelar dan kehormatan, memperoleh segalanya.
Seorang pelayan harus bekerja keras, berjuang dan berkorban memperoleh semua itu, bukan untuk dirinya, tetapi untuk Tuhannya. Sudah sepantasnya Tuhanlah yang memanfaatkan pelayannya untuk memperoleh semuannya itu. Yang terbaik harus diberikan bagi Tuhannya. Rajin, jujur, kerja keras dan bertanggungjawab merupakan suatu keharusan. Yang terbaik harus diperoleh agar dapat memberi yang terbaik bagi Tuhannya.
Hidup seorang Kristen hanya untuk menyenangkan Tuhannya. Seorang pelayan melakukan kehendak Tuhannya. Ia rela melakukan semua perintah Tuhannya yaitu melakukan kebenaran (kehendak Bapa yang di sorga). Yang harus dikejar, diperjuangkan dan dicapai adalah kesempurnaan (haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna) seperti yang dikatakan Tuhan Yesus sendiri. Hidup kudus, suci, berkenan dan tidak bercela di hadapan Tuhan adalah pilihan yang mutlak tanpa ada kompromi sedikitpun. Perjuangan ini adalah untuk mengerti kehendak Bapa dan melakukannya.
Rumah, kendaraan, perhiasan, pangkat gelar dan kehormatan, bahkan apapun yang dimilikinya, tidak ada artinya kecuali menyenangkan Tuhannya. Pelayanan dan pengorbanan tanpa batas merupakan suatu keharusan. Tidak ada pilihan lain, apapun yang Tuhan mau ia lakukan harus dilakukannya, yang Tuhan minta harus diberikannya, yang Tuhan tidak suka harus dilepaskannya.
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
(Matius 5:21-26)
Dosa membunuh adalah dosa yang sangat keji di mata Tuhan. Dosa membunuh telah ada sejak Kain dan Habel. Kain karena kebenciannya kepada adiknya (Habel) telah membunuh adiknya itu. Tuhan Yesus mengatakan setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Marah adalah akar dari kebencian. Kemarahan yang tidak dapat diredam akan menimbulkan dendam dan kebencian.
Barang siapa mengkafirkan saudaranya atau berkata kafir kepada saudaranya harus diserahkan ke mahkamah agama. Perkataan yang pedas atau perkataan yang menyakiti atau melukai sesama dapat dikatakan membunuh. Perkataan yang melecehkan atau menghina sesama dapat diberi hukuman oleh mahkamah agama.
Siapa berkata jahil (mengutuk) kepada saudaranya harus diserahkan ke neraka yang bernyala-nyala. Orang yang mengutuki saudaranya atau tidak dapat mengampuni saudara atau sesamanya harus diserahkan ke neraka yang bernyala-nyala. Artinya tidak ada pengampunan untuk orang yang mengutuki saudaranya atau tidak dapat mengampuni saudaranya.
Kita harus mengusahakan perdamaian dengan saudara-saudara kita. Bahkan dengan musuh sekalipun kita harus mengusahkan perdamaian. Kita harus dapat merdakan kegeramanan musuh atau orang yang membenci kita. Kita harus berdamai dengan orang-otang yang melukai atau menyakiti kita.
Menjadi orang kristen harus menjadi orang yang rela dilukai dan rela disakiti. Tidak boleh ada pembalasan dengan kejahatan. Tidak boleh ada kemarahan, kebencian dan kutukan.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:17-20)
Tuhan Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Bukan hanya itu, Tuhan menyempurnakan hukum Taurat dan kitab para nabi. Tuhan sendiri berkata sebelum lenyap langit dan bumi satu iota atau satu titik pun tidak akan dilenyapkan sebelum semuanya terjadi. Sungguh luar biasa, sejarah membuktikan apa yang Tuhan Yesus katakan ini benar. Kitab Taurat dan kitab para nabi masih tersimpan melalui salinan-salinannya yang masih dapat dibaca, yang kemudian dikanonisasi oleh bapak-bapak gereja seluruh dunia.
Perkataan Tuhan Yesus mengandung fakta bahwa hukum Taurat dan kitab para nabi harus terjadi/tergenapi dahulu. Langit dan bumi akan lenyap suatu hari nanti.
Murid-murid Tuhan Yesus harus mengajarkan dan melakukan segala perintah hukum Taurat. Tetapi tidak seperti orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat, murid-murid harus lebih baik dari pada mereka. Orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat, tidak membunuh, tetapi mereka marah kepada Tuhan Yesus dan membenci Tuhan Yesus di dalah hati. Murid-murid tidak boleh demikian, bahkan musuh atau orang jahat pun harus dikasihi dan tetap berbuat baik kepada mereka.
Kata "hidup keagamaan" diterjemahkan dari kata "alitea" yang berarti kebenaran. Yesus menegaskan kepada murid-muridNya kalau kebenaran hidup mereka tidak lebih dari pada orang farisi dan ahli taurat mereka tidak masuk kerajaan sorga. Seorang murid harus hidup benar (saleh dan tidak bercacat dihadapan Tuhan). Oleh karena itu, Kekristenan bukan sekedar melakukan hukum taurat melainkan menggenapi seluruh rencana dan kehendak Allah dalam hidupnya.
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14-16)
Terang dunia menunjukkan kualitas yang tinggi. Cahaya yang sangat terang, sehingga kota yang di atas gunung pun dapat terlihat dari jauh. Terang dunia menunjukkan keadaan seorang yang memiliki kualitas hidup yang tinggi. Perbuatan baik yang dilakukannya untuk memuliakan Bapa di sorga. Tentu kebaikannya dapat dirasakan oleh sesama dan dinikmati oleh Bapa di sorga.
Orang yang tahu berbuat baik dan berkesempatan melakukannya tetapi tidak melakukannya adalah orang yang menyalakan pelita tetapi meletakkannya di bawah gantang. Hal ini bisa terjadi. Ini adalah kebodohan.
Orang percaya harus memiliki kualitas hidup yang tinggi. Pertama, secara moral orang percaya tidak boleh bercacat dan bercela. Tidak berzinah,tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berdusta, tidak iri, tidak melakukan pelanggaran aturan, norma, dan moral umum. Kedua, orang percaya harus melakukan kehendak Bapa. Itu sebabnya orang percaya harus berbuat baik kepada semua orang dan memuliakan Bapa di sorga.
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Garam memiliki banyak sekali fungsi. Tuhan Yesus memilih garam sebagai alat peraga. Tentu memiliki makna yang sangat penting. Garam multi fungsi yang sangat dibutuhkan manusia. Tentu ini bicara soal kualitas.
Anak-anak Allah yang membawa damai, harus memiliki kualitas tinggi. Anak-anak Tuhan harus mengembangkan semua potensi umum. Oleh karena itu, orang percaya tidak boleh malas. Setiap orang mengembangkan potensinya sampai maksimal dan harus unggul.
Bicara soal kualitas, orang-orang percaya harus menjaga kesehatan, kerja keras, cari duit yang banyak, unggul dalam potensinya. Harus menjadi manusia yang dibutuhkan sesama.
Nabi-nabi yang dianiaya adalah contoh garam dunia. Murid-murid Tuhan Yesus pada awal penyebaran Injil dianiaya dengan sangat hebat, tetapi pengaruh mereka telah mengkristenkan roma dan seluruh eropa pada masa itu.
Kamu adalah garam dunia. Tuhan menginginkan semua anak-anak-Nya dapat dinikmati Tuhan. Kebenaran yang kita kenal harus kita kenakan. Dinikmati oleh Tuhan yaitu melakukan kehendak Bapa. Jadi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa yang bisa menjadi garam dunia.
Harus diwaspadai oleh orang-orang Kristen, ada satu fase dimana garam itu bisa menjadi tawar. Kalau dihadapan Tuhan kita menjadi tawar maka tidak ada lagi gunanya dan akan dibuang. Menjadi garam harus hidup berdamai dengan semua orang.
Menjadi garam dunia mempengaruhi dunia. Orang yang menjadi garam dunia pasti mempengaruhi orang lain dan pasti bisa dinikmati Tuhan.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga. Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu.
Setiap orang yang mau menjadi murid Kristus atau menjadi rohani dipanggil untuk menderita. Pasti akan menderita aniaya. Aniaya disini ada dua yaitu aniaya fisik dan psikis. Aniaya fisik dilakukan oleh antikristus yang berusaha memusnahkan nama Kristus dan orang-orang Kristen melalui aniaya.
Wahyu pasal 12 merupakan nubuat tentang penderitaan orang Kristen. Aniaya hebat terjadi di tahun 30 - 100 masehi. Kemudian di abad 6. Orang Kristen yang benar akan dikucilkan. Orang-orang yang tidak mengenal Kristus membunuh orang Kristen dan merasa telah berbuat bakti kepada Allah.
Orang-orang Kristen telah dianiaya sejak mula-mula. Orang Kristen menerima Yesus sebagai Allah. Untuk mengenal Bapa kita harus menerima sepenuhnya apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Untuk mengenal Anak Allah kita harus menerima sepenuhnya Perjanjian Baru.
Kita mendeklarisan Yesus adalah Anak Allah yang menjadi Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Tentu ini sulit diterima oleh orang-orang Yahudi. Itu sebabnya jemaat mula-mula dianiaya hebat.
Kita mengabdi kepada Tuhan Yesus yang adalah Anak Allah. Semua kita harus lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita haruis hidup benar dalam semua pekerjaan kita. Jangan malu mengakui Yesus adalah Tuhan dan Raja kita. Tuhan Yesus maha hadir lewat Roh Kudus yang diutus Bapa. Roh kudus menyertai orang-orang Kristen hingga akhir zaman.
Berbahagialah mereka yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Kita harus memeriksa hidup kita. Apakah kita mengasihi Tuhan atau mengasihi dunia? Dunia hari ini makin jahat. Konflik dalam keluarga, konflik dalam gereja dan konflik dalam masyarakat. Kita harus menghindari konflik dan membawa damai.
Membawa damai dapat diartikan menghindari permusuhan sekalipun seseorang memusuhi. Selalu ada orang yang akan memusuhi kita. Kita harus membawa damai untuk orang yang memusuhi kita. Kita tidak boleh membuat permusuhan dengan siapapun. Pada waktu kita berusaha berdamai dengan orang yang memusuhi kita, kita akan tersakiti. Tetapi melalui ini kita dilatih membawa damai dan membuktikan bahwa Tuhan selalu dipihak yang benar.
Membawa damai artinya membawa orang lain agar memiliki hubungan dengan Tuhan dipulihkan atau didamaikan. Untuk berdamai dengan Tuhan seseorang harus dewasa rohani, karakternya harus benar, harus memiliki pikiran dan persaaan yang sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Orang harus belajar kebenaran, sampai lapar dan haus akan kebenaran. Dan itu harus menjadi irama hidupnya.
Membawa damai berarti tidak membawa keresahan bagi orang lain, dalam keluarga, dalam gereja dan dalam masyarakat. Kalau kita membela Tuhan, kita harus membawa orang berdamai dengan Tuhan. Kita tidak boleh membuat onar atau membuat orang merasa takut, terancam terhadap keberadaan kita. Kita harus berusaha membawa damai.
Orang harus berdamai dengan diri sendiri lebih dahulu. Orang ini harus menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya dihadapan Tuhan. Tidak perlu menuntut orang lain menghormati kita.
Kita harus memiliki kodrat pembawa damai. Seperti garam ditaruh di manapaun akan asin. Seperti terang ditaruh di manapaun akan menerangi.
Menciptakan kasih bagi orang-orang yang memusuhi kita. Tuhan sendiri berkata "janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu". Kita harus mau belajar melakukan ini. Kita harus belajar mengalah.
Ditengah dunia yang jahat dan suasana dunia yang keruh kita harus membawa damai. Kita harus punya orang-orang yang memiliki persaudaraan yang merasa nyawamu nyawaku, keluargamu keluargaku. Kita harus membawa damai sampai orang lain menjadi saudara kita yang juga membawa damai. Kita harus menjadi teladan di keluarga, di kantor, di tempat kerja.
Membawa orang berdamai dengan Allah. Artinya menghadirkan Allah dalam hidup kita. Orang lain dapat merasakan kehadiran Tuhan melalui hidupnya. Tuhan datang untuk orang-orang sakit (jiwa), orang miskin, orang-orang yang terbuang. Kita harus menyembuhkan orang-orang ini.
Kita tidak boleh melukai siapapun melalui perkataan dan tindakan kita. Tutur kata kita harus membuat orang berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan orang lain dan berdamai dengan Tuhan.
Membawa damai artinya tidak membawa kekacauan. Tidak ikut-ikutan membuat keributan. Tidak merugikan siapapun.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Katharoi yang diterjemahkan suci di sini. Suci adalah keadaan hati yang tidak tercemari dosa atau tidak bernoda. Hati yang terpelihara dari kejahatan, seperti dendam, cemburu, marah. Kesucian adalah keadaan batiniah yang bebas dari unsur-unsur yang negatif atau jahat. Seorang tidak mencuri bukan karena dilarang, tetapi memang tidak ada niat sama sekali. Tidak berzinah bukan karena dilarang, tetapi memang karena tidak ada niat atau naluri untuk berzinah.
Dosa adalah ketidaktepatan atau meleset. Pangkalan dosa ada di hati dan pikiran. Inilah yang harus dibersihkan. Dosa itu adalah suka-suka sendiri. Ini harus diubah menjadi suka-suka Tuhan. Sampai seseorang bisa berkata makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikannya. Orang seperti ini dapat mengerti pikiran dan perasaan Tuhan.
Orang yang memiliki kesucian tidak berpotensi berbuat dosa. Orang bisa saja tidak membunuh, tetapi dia marah dan mendendam bahkan mengutuk. Ini dapat disebut potensi membunuh. Hal ini harus dibersihkan atau dimatikan kodrat dosanya.
Melihat Tuhan dengan hati. Memiliki pikiran dan perasaan Tuhan. Kalau seseorang berpotensi melakukan apa saja yang Tuhan inginkan, maka ia berpotensi melihat Tuhan dengan hati. Melakukan kehendak Tuhan tidak bisa dikerjakan tanpa mengosongkan bejana hidup untuk Tuhan isi. Apapun yang orang ini lakukan, pikirkan dan rasakan selalu sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tujuh puluh tahun umur manusia adalah untuk mengembangkan potensi berkodrat ilahi. Allah orang kristen adalah Allah yang kudus, Ia tidak mentolerir ketidak kudusan. Itu sebabnya Tuhan Yesus menuntut sempurna seperti Bapa. Semakin kita belajar kebenaran, mengerti dan melakukannya semakin kudus kita. Ini adalah perjuangan. Perjuangan untuk mematikan keinginan mata dan keinginan daging setiap hari. Tuhan yang menjadi tujuan hidup bagi orang yang suci hatinya.
Oleh karena itu, setiap hari kita harus membunuh kodrat dosa. Sampai kita bisa datang kepada Tuhan tanpa minta ampun lagi, sebab kita berkodrat ilahi. Tidak ada dosa yang dapat kita buat lagi. Inilah orang yang suci hatinya. Irama hidupnya selalu selaras dengan Tuhan, yaitu memiliki pikiran dan perasaan Kristus dalam hidupnya.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Elemones dalam bahasa Ibrani diterjemahkan murah hati. Orang yang murah hati suka mengampuni. Pribadi yang rela dilukai. Pasti akan ada orang yang melukai kita atau merugikan kita. Tetapi kita harus belajar malakukan kebenaran firman Tuhan ini.
Matius 6:14-15 menunjukkan bahwa dosa tidak mengampuni kesalahan orang adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Doa Bapa kami hanya untuk umat pilihan, dan tidak dapat dikenakan pada semua orang. Doa Bapa kami hanya untuk orang-orang yang dipanggil menjadi sempurna, yaitu orang-orang yang mendengar Injil.
Tuhan mati untuk semua orang. Tuhan memikul semua dosa. Tuhan yang berhak menghakimi. Kita minta ampun kepada Tuhan untuk diperbaiki. Seperti Bapa mengampuni kita, kita harus mengampuni orang yang bersalah. Baru kita bisa mengatakan ampuni kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Ini hanya untuk umat pilihan yang dipanggil untuk sempurna.
Kita harus selalu merasa miskin di hadapan Allah. Kita harus berjuang untuk bisa menjadi pribadi yang murah hati. Kalau kita menolong orang harus atas komando Tuhan. Tendensinya untuk keselamatan abadi. Orang yang murah hati fokus pelayanannya mengarahkan orang ke langit baru bumi baru. Tuhan tidak mungkin memberi perintah yang tidak dapat dilakukan.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Lapar dan haus menunjukkan keadaaan seseorang yang tidak dapat hidup tanpa makanan dan minuman. Orang yang Tuhan Yesus maksudkan disini adalah orang yang tidak dapat hidup tanpa kebenaran. Tuhan Yesus pernah berkata,"makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku". Orang yang menjadi murid Tuhan Yesus harus seperti Yesus. Kesukaannya ialah melakukan kehendak Bapa. Orang yang melakukan kehendak Bapa akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Lemah lembut yang Tuhan maksud adalah sikap batiniah. Lemah lembut adalah hati yang rela diperlakukan tidak adil. Orang yang lemah lembut adalah orang rela disakiti, rela dilukai, bahkan terhadap orang jahat sekalipun. Orang yang lemah lembut tidak melawan orang yang berbuat jahat kepadanya, melainkan berbuat baik kepada mereka yang berbuat jahat. Orang lemah lembut tidak mendendam, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Orang yang lemah lembut rela mengampuni, dia tidak tega seorang pun masuk neraka.
Orang yang lemah lembut adalah pribadi yang mampu menerima orang lain sebagaimana adanya termasuk orang berdosa. Membuat orang lain merasa teduh didekatnya. Orang yang lemah lembut menyembuhkan orang berdosa. Orang yang lemah lembut tidak menghakimi, tidak menghukum siapapun. Orang yang lemah lembut dapat meredakan kegeraman. Orang yang lemah lembut menerima orang yang melukai, orang yang menyakiti sekalipun.
Orang yang lemah lembut adalah pribadi yang mau belajar, orang yang mau dididik oleh Tuhan. Orang yang lemah lembut adalah orang yang memiliki kasih setia. Hati yang lemah lembut adalah tanah yang subur. Hati yang lemah lembut rela ditegur. Tuhan terus menegur orang yang lemah lembut.
Orang yang lemah lembut adalah pribadi yang mudah dibentuk. Tuhan membentuk melalui pengalaman hidup. Tuhan punya cara membentuk pribadi anak-anak-Nya. Ini adalah perjalanan yang panjang, proses yang panjang. Seperti anak kecil (paidion) mudah dibentuk.
Semakin orang lemah lembut, makin cepat bertumbuh karena makin mudah dibentuk.
Berbagahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Tuhan hendak mengubah suasana jiwa kita. Orang yang kesukaannya harta dunia, kehormatan, pangkat dan gelar, kedudukan sosial, bukan Tuhan dan kerajaan-Nya, tentu tidak dapat memahami perkataan Tuhan ini. Justru karena semuanya itu kita harus berdukacita, kita harus meratap dan menyesalinya, karena kita tidak menjadikan Tuhan dan kerajaannya sebagai satu-satunya kesukaan kita.
Orang yang berdukacita atau meratap karena keadaan jiwanya belum menyukakan hati Tuhan akan dihibur. Keadaan jiwa yang sombong, angkuh, gila hormat, cinta dunia (materialisme/matre), bahkan bermoral rendah. Keadaan yang jauh dari kesucian dan kebenaran Tuhan, membuat orang itu meratap. Tuhanlah yang akan menghibur. Penghiburan ini dapat dirasakan seseorang ketika dirinya menjadikan Tuhan dan kerajaan-Nya satu-satunya kesukaannya.
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
Ucapan ini memang tidak mudah dipahami ataupun dimengerti oleh orang Kristen pada umumnya ataupun orang-orang yang menyebut dirinya murid Yesus. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan kalimat ini, konteksnya ditujukan kepada murid-murid-Nya.
Mengapa Yesus menyebut orang yang miskin di hadapan Allah berbahagia? Jawabannya karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga. Kok, bisa? Bagaimana menjelaskannya?
Saya akan mengilustrasikan seperti ini: Bayangkan Anda sebagai pembantu rumah tangga (ekstremnya budak, tidak punya hak sedikitpun) dan saya adalah majikan Anda. Selama Anda bekerja sebagai pembantu di rumah saya, semua yang Anda miliki adalah milik saya. Semua fasilitas yang Anda gunakan juga punya saya. Anda dapat menikmati semua fasilitas itu selama bersama saya. Tugas Anda adalah hanya untuk melayani saya. Anda harus menyukakan hati saya dengan semua pekerjaan Anda. Anda harus melakukan apapun yang saya perintahkan sesuai keinginan saya. Kalau Anda tidak menyukakan saya, maka saya berhak menghukum atau mengusir Anda dari rumah. Anda akan pergi dengan telanjang karena sehelai bajupun bukan hak Anda.
Di hadapan Tuhan, bukan hanya segala fasilitas adalah milik Tuhan, bahkan hidup kita adalah milik-Nya (seluruh pikiran, persaan dan keinginan). Kita adalah orang tidak bermilik di hadapan Tuhan. Kita ini adalah budak-Nya. Kita tidak punya hak sedikitpun, bahkan tidak berdaya sama sekali di hadapan Tuhan. Tugas kita adalah menyukakan hati Tuhan. Melakukan semua perintah-Nya sesuai keinginan-Nya. Kalau kita tidak menyukakan Tuhan, Dia berhak menghukum, bahkan mengusir atau membuang kita dari hadapan-Nya.
Selama kita hidup menyukakan hati Tuhan, arti-Nya Tuhan dapat menikmati semua pekerjaan kita bagi-Nya. Kita akan dapat terus melayani Dia dan bersama-sama dengan Dia sampai di kerajaan Sorga. Kita dapat menikmati semua fasilitas kerajaan Sorga selama kita bersama-sama dengan Tuhan, bahkan sampai selama-lama-Nya. Inilah yang di maksud Tuhan karena merekalah yang empunya kerjaan Sorga.
Ada satu padanan kata yang tepat untuk menjelaskan arti miskin di hadapan Allah, "mengosongkan diri". Paulus dengan jelas menggambarkan Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam Filipi 2:1-8. Yesus yang adalah Tuhan rela mengosongkan diri menjadi manusia dan mengambil rupa seorang hamba. Yesus mau taat kepada Allah Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah Bapa sangat meninggikan Dia. Kita pun yang mengikuti jejak teladan Tuhan Yesus Kristus akan menjadi serupa seperti Dia, yaitu menjadi anak Allah yang maha tinggi. Hanya yang menjadi serupa seperti manusia Yesus yang ditinggikan Allah dan menjadi anggota keluarga kerajaan sorga. Itulah sebabnya Yesus mengatakan "berbahagialah kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah" (Lukas 6:20). Ini dikatakanNya kepada murid-muridNya pada waktu itu, yang rela meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Dia.