Ucapan Bahagia 1: miskin di hadapan Allah

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.

Ucapan ini memang tidak mudah dipahami ataupun dimengerti oleh orang Kristen pada umumnya ataupun orang-orang yang menyebut dirinya murid Yesus. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan kalimat ini, konteksnya ditujukan kepada murid-murid-Nya.

Mengapa Yesus menyebut orang yang miskin di hadapan Allah berbahagia? Jawabannya karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga. Kok, bisa? Bagaimana menjelaskannya?

Saya akan mengilustrasikan seperti ini: Bayangkan Anda sebagai pembantu rumah tangga (ekstremnya budak, tidak punya hak sedikitpun) dan saya adalah majikan Anda. Selama Anda bekerja sebagai pembantu di rumah saya, semua yang Anda miliki adalah milik saya. Semua fasilitas yang Anda gunakan juga punya saya. Anda dapat menikmati semua fasilitas itu selama bersama saya. Tugas Anda adalah hanya untuk melayani saya. Anda harus menyukakan hati saya dengan semua pekerjaan Anda. Anda harus melakukan apapun yang saya perintahkan sesuai keinginan saya. Kalau Anda tidak menyukakan saya, maka saya berhak menghukum atau mengusir Anda dari rumah. Anda akan pergi dengan telanjang karena sehelai bajupun bukan hak Anda.

Di hadapan Tuhan, bukan hanya segala fasilitas adalah milik Tuhan, bahkan hidup kita adalah milik-Nya (seluruh pikiran, persaan dan keinginan). Kita adalah orang tidak bermilik di hadapan Tuhan. Kita ini adalah budak-Nya. Kita tidak punya hak sedikitpun, bahkan tidak berdaya sama sekali di hadapan Tuhan. Tugas kita adalah menyukakan hati Tuhan. Melakukan semua perintah-Nya sesuai keinginan-Nya. Kalau kita tidak menyukakan Tuhan, Dia berhak menghukum, bahkan mengusir atau membuang kita dari hadapan-Nya.

Selama kita hidup menyukakan hati Tuhan, arti-Nya Tuhan dapat menikmati semua pekerjaan kita bagi-Nya. Kita akan dapat terus melayani Dia dan bersama-sama dengan Dia sampai di kerajaan Sorga. Kita dapat menikmati semua fasilitas kerajaan Sorga selama kita bersama-sama dengan Tuhan, bahkan sampai selama-lama-Nya. Inilah yang di maksud Tuhan karena merekalah yang empunya kerjaan Sorga.

Ada satu padanan kata yang tepat untuk menjelaskan arti miskin di hadapan Allah, "mengosongkan diri". Paulus dengan jelas menggambarkan Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam Filipi 2:1-8. Yesus yang adalah Tuhan rela mengosongkan diri menjadi manusia dan mengambil rupa seorang hamba. Yesus mau taat kepada Allah Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah Bapa sangat meninggikan Dia. Kita pun yang mengikuti jejak teladan Tuhan Yesus Kristus akan menjadi serupa seperti Dia, yaitu menjadi anak Allah yang maha tinggi. Hanya yang menjadi serupa seperti manusia Yesus yang ditinggikan Allah dan menjadi anggota keluarga kerajaan sorga. Itulah sebabnya Yesus mengatakan "berbahagialah kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah" (Lukas 6:20). Ini dikatakanNya kepada murid-muridNya pada waktu itu, yang rela meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Dia.

0 comments:

Post a Comment

My Instagram